Selamat datang di Web SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen, kami berharap anda dapat memperoleh informasi lengkap dan bermanfaat dari web ini, walau tampil sederhana. Web ini bertujuan untuk meningkatkan dan membantu kelancaran komunikasi dan interaksi antara sekolah dengan wali murid, guru dengan guru, siswa dengan siswa dan umumnya sekolah dengan masyarakat. Semoga komunikasi intensive antar guru melalui media ini akan terjalin sacara efektif. Sebab,…..Dalam dunia yang tengah mengalami perubahan yang sangat cepat, guru dan tenaga kependidikan dituntut mampu mengikutinya. Kadang harus berlari mengejar waktu, sebab dipundak guru masa depan negeri ini dipertaruhkan.
Guru dalam dunia perubahan….
Sejatinya guru itu adalah pemain dalam perubahan. Guru bagaikan motor penggerak. Guru ibarat seorang pelukis, dia memberi warna dalam kehidupan. Guru bagaikan seorang penyair, yang selalu merumuskan nilai-nilai. Guru (digugu dan ditiru) adalah merupakan penuntun perilaku siswanya.
Tetapi….Tidak Jarang!
Kaki-kaki kecil para guru, seakan tidak mampu berlari cepat, mengusir ketinggalan teknologi dan arus informasi yang mengalir deras. Dia putus asa dan pasrah pada kenyataan hidup. Dia hanya mampu menatap jauh, menerawang dan silau. Akhirnya tertunduk layu, lumpuh dan malu.
Padahal….
Tangan-tangan lemah para guru dipaksa untuk menyangga langit, karena dipundak mereka tertanam cita-cita jutaan anak manusia untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Oleh sebab itu, wahai para guru bergegaslah untuk mengejar ketertinggalan, dalam teknologi, arus komunikasi, seni budaya dan ilmu pengetahuan.
(Listiyo)
Guru dalam dunia perubahan….
Sejatinya guru itu adalah pemain dalam perubahan. Guru bagaikan motor penggerak. Guru ibarat seorang pelukis, dia memberi warna dalam kehidupan. Guru bagaikan seorang penyair, yang selalu merumuskan nilai-nilai. Guru (digugu dan ditiru) adalah merupakan penuntun perilaku siswanya.
Tetapi….Tidak Jarang!
Kaki-kaki kecil para guru, seakan tidak mampu berlari cepat, mengusir ketinggalan teknologi dan arus informasi yang mengalir deras. Dia putus asa dan pasrah pada kenyataan hidup. Dia hanya mampu menatap jauh, menerawang dan silau. Akhirnya tertunduk layu, lumpuh dan malu.
Padahal….
Tangan-tangan lemah para guru dipaksa untuk menyangga langit, karena dipundak mereka tertanam cita-cita jutaan anak manusia untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Oleh sebab itu, wahai para guru bergegaslah untuk mengejar ketertinggalan, dalam teknologi, arus komunikasi, seni budaya dan ilmu pengetahuan.
(Listiyo)